Senin, 13 Oktober 2008

Don't Panic...!!!

Penutupan Bursa Efek Indonesia selama 2 hari (kamis-jumat, 9&10 oktober 2008) membuat panik masyarakat Indonesia. Informasi simpang siur dan keterbatasan pengetahuan tentang perekonomian makro dikalangan masyarakat semakin memicu kepanikan. Anggapan bahwa ekonomi negara kita akan mengalami lagi krisis seperti tahun 1997 semakin gencar.

Sebaiknya kita lihat dulu inti permasalahan dan kondisi yang sebenarnya. Di AS lebh dari 60% dari total rakystnya berinvestasi di pasar saham. Di Indonesia hanya segilintir masyarakat saja, bahkan kurang dari 1juta orang yang benvestasi langsung di bursa saham. Sisanya bernvestasi tdak langsung, seperti reksa dana, dan campuran reksa dana dengan saham hanya bernilai 30 trilliun.

Fundamental ekonomi secara makro pun juga terlihat masih cukup normal, terlihat dari sejumlah indikator, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, fluktuasi kurs, cadangan devisa, dan neraca perdagangan. Rata-rata nilai tukar dollar memang turun sangat drastic, namun masi relative lebh rendah dibanding Negara-negara lain.

Industri perbankan sebagai gerbang untuk transmisi krisis juga dalam keadaan baik. Jadi sebaiknya pemerintah focus pada perbankan. Sector perbankan bias menjadi pemicu krisis ekonomi karena sektor ini sangat mendominasi dalam stabilitas keuangan nasional.

Likuiditas yang ketat menyebabkan naiknya suku bunga, kredit macet dan ujung2nya terjadi rush karena tidak ada kepercayaan masyarakat kepada perbankan, sehingga sektor riil susah mendapatkan kredit. Baik untuk mendapatkan kredit baru, refinancing hutang, kegiatan operasional maupun ekspansi.

Dengan memperketat impor barang jadi dan mencegah barang mpor ilegal pasti akan memacu pembangunan infrastruktur, dan insentif pajak untuk perusahaan yang berorientasi ekspor seperti tekstil, idnsutri hilir, dan industri padat karya.

Kemungkinan dengan lebih memperhatikan hal-hal tersebut perekonomian negara kita tidak akan terlalu terpengaruh oleh krisis yang dialami AS dan eropa. Cintailah produk dalam negri itu solusi yang tepat untuk stabilitas perekonomian negara.

Tidak ada komentar: