Rabu, 22 Oktober 2008

BLBI II atau Murni Bailout???

Bank Indover, anak perusahaan Bank Indonesia yang berada di Belanda dibekukan mulai 7 Oktober 2008 setelah menglami kesulitan likuiditas akibat penurunan secara drastis money market line sebagai dampak dari gejolak pasar keuangan global yang terjadi dewasa ini yang melanda kawasan Eropa.

Kesulitan likuiditas yang dialami Indover Bank diperkirakan tidak akan dapat diselesaikan dalam jangka pendek. Hal itu mengingat tingginya ketidakpastian berlangsungnya keketatan likuiditas di pasar uang global sehingga meningkatkan counterparty risk di pasar uang antar bank secara global.

Kondisi seperti ini membuat Bank Indonesia mengajukan penambahan atau penyertaan dana sebesar 546 juta euro atau setara dengan Rp 7 triliun untuk dipergunakan membeli kembali semua kewajiban-kewajiban pihak ketiga Indover Bank di luar BI. Langkah ini merupakan langkah paling kredibel dari sudut pandang pasar, sehingga dapat memperbaiki persepsi sovereign default yang telah dikenakan kepada Indonesia dan memungkinkan untuk terpenuhinya seluruh kewajiban Bank Indover yang berarti proses kebangkrutan dapat dihindari.

Hasil yang diharapkan dari dana tambahan tersebut adalah:
1.Terhindarnya perekonomian nasional dari risiko sistemik serta contagion effect (efek menular) terhadap sistem perbankan nasional dan pada gilirannya mampu memulihkan kembali kegiatan sektor riil.
2.Pulihnya kepercayaan pasar internasional terhadap sistem keuangan dan pasar domestik sehingga menurunkan premi credit default swaps (CDS), membaiknya sovereign rating Indonesia, menghindari terjadinya flight to quality atau pelarian dana asing dan domestik dan pulihnya kembali line untuk pembiayaan internasional.
3.Terhindarnya pemerintah RI dan BI dari risiko reputasi di pasar global.

Ketiga hasil yang dharapkan tersebut memang rasional, mengingat saat ini beberapa bank di Indonesia sesuai Road Map API 2020 masuk menjadi Bank Internasional. Dalam hal ini reputasi dan likuiditas perbankan Indonesia harus dijaga.

Semoga langkah drastis BI ini tidak menjadi bailout ala Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Sehingga akan mengakibatkan negara kita mengalami BLBI yang ke II. Sedang masalah BLBI ke I sampai dengan saat ini masih belum terselesaikan. Karena bank indover juga dipakai oleh tiga bank terbesar di Indonesia untuk dana pinjaman antar bank, ditakutkan bail out ini hanya sekedar untuk menyelamatkan kepentingan ketiga bank terbesar tersebut.

Senin, 13 Oktober 2008

Don't Panic...!!!

Penutupan Bursa Efek Indonesia selama 2 hari (kamis-jumat, 9&10 oktober 2008) membuat panik masyarakat Indonesia. Informasi simpang siur dan keterbatasan pengetahuan tentang perekonomian makro dikalangan masyarakat semakin memicu kepanikan. Anggapan bahwa ekonomi negara kita akan mengalami lagi krisis seperti tahun 1997 semakin gencar.

Sebaiknya kita lihat dulu inti permasalahan dan kondisi yang sebenarnya. Di AS lebh dari 60% dari total rakystnya berinvestasi di pasar saham. Di Indonesia hanya segilintir masyarakat saja, bahkan kurang dari 1juta orang yang benvestasi langsung di bursa saham. Sisanya bernvestasi tdak langsung, seperti reksa dana, dan campuran reksa dana dengan saham hanya bernilai 30 trilliun.

Fundamental ekonomi secara makro pun juga terlihat masih cukup normal, terlihat dari sejumlah indikator, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, fluktuasi kurs, cadangan devisa, dan neraca perdagangan. Rata-rata nilai tukar dollar memang turun sangat drastic, namun masi relative lebh rendah dibanding Negara-negara lain.

Industri perbankan sebagai gerbang untuk transmisi krisis juga dalam keadaan baik. Jadi sebaiknya pemerintah focus pada perbankan. Sector perbankan bias menjadi pemicu krisis ekonomi karena sektor ini sangat mendominasi dalam stabilitas keuangan nasional.

Likuiditas yang ketat menyebabkan naiknya suku bunga, kredit macet dan ujung2nya terjadi rush karena tidak ada kepercayaan masyarakat kepada perbankan, sehingga sektor riil susah mendapatkan kredit. Baik untuk mendapatkan kredit baru, refinancing hutang, kegiatan operasional maupun ekspansi.

Dengan memperketat impor barang jadi dan mencegah barang mpor ilegal pasti akan memacu pembangunan infrastruktur, dan insentif pajak untuk perusahaan yang berorientasi ekspor seperti tekstil, idnsutri hilir, dan industri padat karya.

Kemungkinan dengan lebih memperhatikan hal-hal tersebut perekonomian negara kita tidak akan terlalu terpengaruh oleh krisis yang dialami AS dan eropa. Cintailah produk dalam negri itu solusi yang tepat untuk stabilitas perekonomian negara.

Sabtu, 11 Oktober 2008

Buy Back Saham BUMN???

Presiden menginstruksikan BUMN membeli kembali (Buy Back) saham sebanyak-banyaknya untuk menyelamatkan pasar. Apakah ini langkah efisien bagi negara kita??? Apakah langkah ini bisa mengembalikan kepercayaan para pelaku pasar???

Instruksi itu menunjukkan betapa seriusnya pasar modal kita telah ditinggal para pelaku pasar. Tetapi dengan membeli kembali saham sebanyak-banyaknya akan membuat perusahaan go private, apalagi dalam sejarah belum pernah ada pemerintah yang menang melawan pasar.

Enam langkah yang dilakukan pemerintah untuk penyelamatan bursa:
1.Penghapusan aturan mark to market untuk surat utang yang dimiliki perbankan.
2.Pelonggaran aturan terkait buy back oleh seluruh emiten di bursa.
3.Penambahan likuiditas melalui pencairan anggaran dari kementrian dan lembaga.
4.Pembelian saham BUMN yang terkoreksi tajam meski memiliki fundamental yang baik melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP)Depkeu.
5.Penegakan hukum oleh Bapepam dan Self Regulatory Organization terhadap para pelaku pasar yang telah melanggar aturan-aturan.
6.Bapepam memperkenankan dana pensiun mengklasifikasi obligasi dan surat berharga pemerintah ke dalam kelompok yang dimliki hingga jatuh tempo tahun buku 2008.

Enam langkah tesebut diharapkan mampu menciptakan suasana kondusif tidak hanya di pasar bursa saham, tapi juga di sistem perbankan dan sektor keuangan.

Dari 11 BUMN di bursa setidaknya ada 6 BUMN yang memiliki kemampuan, yakni PT Telkom, PT Aneka Tambang, PT Bukit Asam, PT Semen Gresik, PT Perusahaan Gas Negara, dan PT Jasa Marga. PT Telkom telah memiliki izin untuk melakukan buy back dan dia paling siap melakukannya senilai Rp3 trilliun.

Namun efektivitas buy back diragukan sejumlah kalangan, termasuk saya sebgai penulis dan pemerhati berita2 ekonomi. Pasalnya, jumlah likuiditas yang teredia relatif kecil jika dibandingkan dengan dana yang hilir mudik di pasar modal.

Kita lihat fakta yang ada di lapangan dalam kondisi normal transaksi bisa mencapai Rp3 trilliun perhari, apalagi dalam situasi gonjang ganjing seperti sekarang ini? Transaksi bisa mencapai dua kali lipatnya atau bahkan bisa 3 kali lipatnya. Bisa kita bayangkan, dana pemerintah akan langung ludes begitu saja.

Fenomena ini sepertinya hanya sebagai pemadam kebakaran sesaat, untuk jangka pendek langkah ini mungkin bagus agar para investor tidak terlalu panic, tetapi bagaimana dengan jangka panjang????

Kembali bersandar kepada kekuatan strategis BUMN mestinya menjadi langkah yang kongkret jangka panjang. Sangat penting bagi kita memiliki BUMN yang sehat dan kuat dan saham mayoritas milk pemerintah sehingga dapat diandalkan sebagai penyangga darurat yang kuat.

Jangan sampai kejadian INDOSAT terulang kembali, saat itu kita bangga dengan Indosat yang go public di bursa New York, tetapi kemudian di privatisasi oleh Singapura. Seharusnya kejadiian tersebut tidak terjadi jika dicapai keseimbangan antara kekuatan kapitalisme dan etatisme.

Semoga langkah pemerintah kali ini tidak salah dan keadaan ekonomi negara kita tidak semakin memburuk mengingat cadangan devisa Negara terus menerus tergerus.

Krisis Keuangan Yang Dahsyat

Krisis keuangan yang dialami AS saat ini ibarat gunung berapi yang meletus dikarenakan sudah tidak mampu menahan lagi lahar panas yang menumpuk dipuncaknya. Lahar panas keuangan dunia dimotori sektor perumahan AS (Subprime Mortgage) tahun 2001.

Perumahan laku keras karena ditopang pinjaman dengan suku bunga yang sangat rendah. Suku bunga di patok bank sentral AS, bahkan mencapai 1%. Pembeli rumah pada awal tahun 2000-an untung. Setelah dibeli tidak lama kemudian harga melambung tinggi. Juli 2006 puncak harga rumah menjadi 230.200 dollar AS (sekitar Rp 2,070 Miliar), sedang pada awal 2000-an harga rumah hanya 125.000 dollar AS.

Keuntungan 50% dalam 5th untuk negara2 yang inflasi berada dibawah 3% merupakan suatu yg besar dan dahsyat. Bandingkanlan dengan tingkat keuntungan jika menyimpan uang di bank???? Tidak akan bisa lebh dari 3% setahunnya. Hal inilah yang membuat warga AS berbondong2 membeli rumah tidak hanya untuk sarana tempat tinggal tapi untuk sarana investasi.

Warga yang membeli rumah ditawari bank dengan agunan rumah yang masih dicicil. Lebih buruknya lagi pada awal 2000-an terjadi fenomena, dengan membeli rumah bisa kaya mendadak. Warga yg membeli pada awal2 bisa menjual dengan harga tinggi, sehingga selain untung yg didapat tetapi pinjaman di bank jugabisa lunas.

Fenomena tersebut mendorong bank-bank di Eropa ikut member pinjaman, lembaga perbankan berlomba-lomba memberikan pinjamannya. Sehingga terjadilah penumpukan pinjaman bank senilai 1 trilliun dollar AS di perumahan AS. Inilah lahar panas yang memuncak.

Kemudian tahun 2006 harga rumah-rumah tidak bisa naik lagi, sehingga pembeli di akhir2 harus dihadapkan pada cicilan rumah dan pinjaman bank. Ditambah lagi penurunan di sector eknomi sehingga Terjadilah penumpukan gagal bayar disektor perumahan AS dan meledak di September 2008 ini.

Lebih buruknya lagi... krisis ini juga berdampak pada seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Banyak negara2 lain sektor perekonomiannya terpuruk karena krisis AS ini. karena negara2 ini sangat bergantung pada pergerakan harga dollar AS.

Senin, 18 Agustus 2008

Perubahan

Kayaknya udah lama niy aku ga nulis blog ku ini... kapan ya terakhir???

Judul perubahan. tapi sebenernya yang ada di kepala ada banyak banget yang ingin ditulis... kompleks lah...

Orang terdekatku bilang...perubahan itu adalah proses hidup...apalagi jika perubahan itu terjadi pada orang yang terdekat...Jujur aja sih...itu sulit buatku untuk menerimanya.

Apalagi jika perubahan itu terjadi ketika aku dalam kondisi sangat membutuhkannya...sakit sekali...dia orang yang paling aku percaya, aku kagumi, aku jadikan teladan berubah drastis hanya dalam waktu **** bulan ini...

MENYAKITKAN sekali sihh... tapi aku dituntut harus siap menghadapi semua itu, seperti ketika aku tiba-tiba kehilangan kedua orang tua. Suatu kondisi yang sangat tidak aku inginkan, kondisi yang tiba-tiba sangat merubah hidupku...

Begitu juga dengan perubahan ini, aku kehilangan orang terdekatku karena perubahan itu... Memang di dunia ini tidak ada yang tulus, setia, memegang komitmen dan janji...

Yang ada di dalam otakku sekarang adalah I DON'T CARE Anymore... orang bilang aku sekarang menjadi orang yang sangat sadis dan tidak bisa percaya dengan orang lain...mau gimana lagi???? orang-orang disekitarku lah yang membentuk ku menjadi orang yang berhati keras, tidak percaya dengan orang lain. Ketika aku ingin meraih impian, orang terdekatku menjauh...

Heheheehehe... yah hidup memang sulit, hidup memang keras seperti kerasnya batu...

Sekarang hanya kupasrahkan kepada Allah semata kemana Dia akan membimbingku di jalan Nya... aku akan berusaha terima dengan ikhlas dan sabar semua perubahan ini...Semoga semuanya indah pada waktunya dan semoga orang-orang yang melakukan ini semua kepadaku tetap di beri maaf dan kasih sayang oleh Nya sehingga bisa segera menyadari semua kesalahan mereka. Aminnnnn

Rabu, 09 April 2008

MLM??? Multi Level Marketing

Multi Level Marketing... baru2 ini devy ada pengalaman lucu sekaligus gemesin juga sihhh...

Ada seseorang yg devy kenal lewat fs ini... kita sering ngobrol tentang hidup, perjuangan, rencana masa depan, masalah2 jg...bahkan tentang pekerjaan... Dia bilang sih dia salut dengan perjuangan devy selama ini dan ingin bantu devy... bisa dibilang dia termasuk orang yg sukses... waktu itu devy belum tau real kerja dia... dia cm bilang dia punya usaha retail dan bermaksud akan buka cabang di jogja...

suatu ketika kami bertemu di jogja... banyak cerita, banyak sharing tentang banyak hal. Hingga suatu ketika dia nawarin usaha MLM ini... MLM sebuah suplemen... devy jg agak sedikit kaget sih... karena semula dia nawarin kerjaan usaha retail, kok malah nyangkutnya ke MLM...

devy jelasin ke dia, dv udah pernah nyoba usaha MLM ini waktu S1...bahkan mpe didaftarain ama org yg ngajakin dv dulu... tp hasilnya jg nol besar. Dv bilang ke dia, dv ga da bakat di MLM dan dv tu ga suka ber MLM... karena bukan tipe org yg bisa mempengaruhi org lain. Tp dia tetep aja brusaha ngeyakinin dv, bahwa bersama dia devy akan berhasil... waduhhhh susah jg yah ngadepin org yg udah sukses di MLM...

Ini riset devy tentang org yg berhasil dan sukses dengan MLM:
1.Over confident
2.Cenderung meremehkan pekerjaan konvensional
3.Kata2 motivasi, merubah masa depan selalu muncul
(ini devy kutip dr sampel analisis)

Devy sih tidak menyalahkan dan meremehkan org2 yg ber-MLM ria... tp cm yg devy sayangkan itu... kenal baik2 tapi ketika kita tidak ikut andil dalam MLM nya dia eh tau2 dia menghilang seperti org yg ga pernah kenal.


Kesuksesan orang tergantung dari orang tersebut mengukur sampai mana tingkat kesuksesan dia, ada yg mengukur dikatakn sukses jika dia mampu beli mercy, rmh mewah, tp ada juga yg mengukur kesuksesan dg sangat simpel, jika dia mampu mencukupi kebutuhan keluarganya dia sudah merasa sukses.

Jadi apapun pekerjaan itu, seseorang bisa mencapai kesuksesan sesuai dengan ukuran masing2.

Untuk orang2 yang sudah sukses dengan jalan MLM, jangan lah suka mengejudge seseorang hanya ketika orang yg dia tawari tidak ingin mengikuti jejak dia. Tiap orang memiliki tingkat kesuksesannya masing2.

Tulisan ini devy post bukan bermaksud untuk menjelekkan MLM, tp hanya sekedar sharing dan mengutarakan sedikit uneg2 tentang pemikiran MLM.

Dv tidak suka dibilang tidak mau berusaha merubah masa depan hanya dengan kerja konvensional, "Tuhan enggan merubah nasib seseorang jika orang tersebut tidak mau usaha" devy agak sedikit tersinggung dengan kalimat tersebut. Usaha devy untuk mati2an nylesein kuliah S2 tanpa ada bimbingan org tua dan saudara, tanpa biaya dr org tua adalah wujud dr keseriusan dv untuk merubah keadaan dv yg sekarang. Ini jalan yg devy sukai, mungkin saat ini usaha dv belom ada hasil dan buktinya.

DV TIDAK mengambil jalan MLM TIDAK BERARTI dv TIDAK MAU merubah keadaan. Dv hanya mengambil jalan yg devy sukai dan dv senangi, sesuai minat, niat dan bakat.

DV hanya bisa mendoakan org2 yg meremehkan devy bisa dibukakan pintu hatinya, dan dibukakan matanya bahwa semua pekerjaan bisa menuju kesuksesan tergantung dari kompetensi dan eksistensi org tersebut terhadap pekerjaannya.

Kamis, 03 April 2008

Notebook is a Lifestyle?

Notebook? Laptop? sama aja sih sebenernya...cuma beda istilah aja...

Posting kali ini aku tulis ketika sedang ber-hot spot ria disebuah Mall di jogja... tepatnya di lantai foodcourt Galeria Mall... Fenomena sebuah Laptop menjadi trend tersendiri di kota pelajar dan kota gudeg ini.

Hampir seluruh atas meja ada sebuah laptop dan pastinya harus memiliki fasilitas WIFI... Sepertinya, memiliki sebuah laptop sudah menjadi keharusan dan gaya hidup masyarakat Jogja sakarang. Tetapi aku perhatikan satu persatu pengguna laptop menggunakannya hanya untuk bersurfing membuka situs friendster dan yahoo messenger.

Aku perhatikan laptop-laptop yang mereka gunakan merupakan Notebook merk terkenal dan mahal... Berkisar antara 10jt. Aku bertanya dalam hati... Apakah mereka semua termasuk pekerja yang sukses sehingga membutuhkan fasilitas laptop semahal itu???? aku dengarkan pembicaraan mereka satu persatu... Tidak disangka, hampir 80% dari mereka hanyalah seorang mahasiswa/i S1 bahkan pelajar SMU. WOWWWWW.... Ternyata trend memiliki laptop sungguh2 telah meracuni masyarakat jogja.

Sebenarnya jika melihat kebutuhan mereka yang hanya untuk browsing friendster dan ber-YMan ria ga perlulah harus mebeli laptop yang segitu mahalnya...

Cukup dengan laptop seharga 4jt saja sudah memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan seringkali ditemui pasangan remaja yang berpacaran di sinipun juga membawa laptop. Laptop benar2 telah menjadi LIFESTYLE di kota gudeg ini.

Ada pengalaman lucu sebuah teman... Dia sampai merengek2 ke ortu nya hanya untuk minta ganti laptop nya dengan laptop yang ada fasilitas webcamnya, karena sehari sebelumnya dia melihat temannya berSkype dengan temannya yg ada di luar negeri. alasan dia karena ingin juga merasakan berSkype ria... uang 5jt dia keluarkan untuk ganti Laptop hanya karena ingin Visual Chatting. OH NO...

Padahal menurutku dia hanya perlu membeli webcam external yang seharga 250rb saja. Fasilitas webcam pada Laptop menurutku bisa digunakan semaksimal mungkin jika pemilik laptop tersebut memang membutuhkan nya untuk keperluan pekerjaan nya yang mobilitasnya tinggi, bukan hanya untuk sekedar bermain-main seperti itu.

Ini terbukti pada teman ku yang lain...dia bekerja untuk sebuah perusahaan asing yang notabene big bosnya ada di amrik sono. Sebelumnya laptop dia tidak berwebcam dan sering trouble dengan virus, aku saranin dia mengganti laptopnya yang lebih protect dari virus, dan pikiran kami ketika mencari laptop itu tidak concern pada webcam, bagi kami webcam yang ada pada laptop tersebut hanya merupakan fasilitas kecil dan bukan tujuan utama. Ternyata tidak disangka, dengan webcam tersebut kelancaran kerja dia justru meningkat... tidak sia2 dia mengganti laptopnya. Karena memang sesuai dengan kebutuhannya.

Dari dua fenomena tersebut bisa kita lihat mana laptop yang sebagai Supporting Tools dan mana Laptop yang sebagai Lifestyle...?????

Minggu, 06 Januari 2008

Sistem Informasi Pendukung Manajemen Kesehatan di Rumah Sakit


Perkembangan sistem informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi sistem informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi sistem informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun sistem informasinya, rumah sakit rerata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.


Brigham and Women’s Hospital, Boston (BWH) merupakan salah satu rumah sakit yang menerapkan sistem informasi untuk memberikan kepuasan pelayanan terhadap masyarakat.

BWH merupakan rumah sakit pendidikan dengan jumlah tempat tidur bervariasi (dari 246-712 TT). Rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka maupun gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke neurologi sudah tersedia dalam format elektronik. Disamping itu, catatan klinis pasien yang ditemukan oleh dokter maupun perawat juga telah dimasukkan ke alam komputer baik secara langsung (dalam bentuk teks bebas atau terkode) maupun menggunakan dictation system. Sedangkan pada bagian rawat intensif, komputer akan mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan peralatan elektronik. Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan obat serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi klinis. Namun demikian, bukan berarti kertas tidak digunakan. Dokter masih menggunakannya untuk mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap sewaktu melakukan visit. Di bagian rawat jalan, ringkasan klinis tersebut dicetak oleh staf administratif terlebih dahulu.

Meskipun menggunakan pendekatan, jenis aplikasi serta pengalaman yang berbeda-beda, namun secara umum ada kesamaan faktor yang faktor yang menentukan keberhasilan mereka dalam menerapkan rekam medis berbasis komputer, yaitu:
Leadership, komitmen dan visi organisasi
Leadership dari pimpinan rumah sakit merupakan faktor terpenting. Hal ini ditandai dengan komitmen jangka panjang serta visi sangat jelas. Seringkali klinisi senior yang menjadi leader dalam komputerisasi dan menjalin kerjasama dengan ahli informatika. Selanjutnya komitmen tersebut direalisasikan secara finansial maupun sumber daya manusia.
Bertujuan untuk meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien.
Kunci keberhasilan kedua pengembangan sistem merupakan investasi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien. Saat ini, seiring dengan isyu medical error dan patient safety, kebutuhan pengembangan IT menjadi semakin dominan.
Melibatkan klinisi dalam perancangan dan modifikasi sistem.
Di rumah sakit tersebut, berbagai upaya dilakukan, baik formal maupun non formal untuk melibatkan dokter dan dalam perancangan dan modifikasi sistem. Dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lain yang memiliki pengalaman informatik dilibatkan sebagai penghubung antara klinisi dan sistem informasi. Hal ini terutama sangat penting dalam merancangn sistem pendukung keputusan klinis.

Menjaga dan meningkatkan produktivitas klinis
Meskipun diakui bahwa penggunaan komputer menambah beban bagi dokter, tetapi rumah sakit menyediakan fasilitas yang sangat mendukung. Jaringan nir kabel disediakan agar dokter tetap dapat mengakses data secara mobile. Demikian juga, fasilitas Internet memungkinkan mereka memantau perkembangan pasien dari rumah. Komputer juga tersedia secara merata, untuk rawat jalan perbandingan tempat tidur dengan komputer antara 1:3-5, bahkan di LDS 1:1. Sedangkan di unit rawat jalan 1 ruang 1 komputer.

Pengalaman di atas mengungkapkan bahwa penerapan IT untuk rekam medis merupakan effort yang luar biasa yang tercermin mulai dari leadership pimpinan, komitmen finansial dan SDM, tujuan organisasi, proses perancangan yang melelahkan, networking antara tenaga medis, non medis dan informatik hingga menjaga momentum.
Untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan, beberapa contoh penting yang akan diulas adalah
(1)rekam medis berbasis komputer,
(2) teknologi penyimpan portabel seperti smart card,
(3) teknologi nirkabel dan
(4) komputer genggam.

1. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data model bagi rumah sakit lainnya.
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.

2. Teknologi penyimpan data portable
Salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan pendekatan rujukan (referral system) adalah continuity of care. Dalam konsep ini, pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang tinggi dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan tercatat. Teknologi penyimpan portabel lainnya adalah model web based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak berjalan secara real time.

Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merek datang tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.

Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.

3. Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, Brigham and Women’s Hospital, Boston (BWH) mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun mobilitasnya.

4. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di kalangan medis. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien di rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit.

Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan sistem informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis.

Dan tidak dapat dipungkiri, keselarasan antara People, Business Process dan Teknologi Informasi sangat mutlak diperlukan untuk mendukung kepuasan konsumen baik untuk organisasi profit or non-profit khususnya pelayanan publik.

Info Rumah Sakit dapat diakses di http://www.brighamandwomens.org/Quality/default.aspx