Sabtu, 11 Oktober 2008

Buy Back Saham BUMN???

Presiden menginstruksikan BUMN membeli kembali (Buy Back) saham sebanyak-banyaknya untuk menyelamatkan pasar. Apakah ini langkah efisien bagi negara kita??? Apakah langkah ini bisa mengembalikan kepercayaan para pelaku pasar???

Instruksi itu menunjukkan betapa seriusnya pasar modal kita telah ditinggal para pelaku pasar. Tetapi dengan membeli kembali saham sebanyak-banyaknya akan membuat perusahaan go private, apalagi dalam sejarah belum pernah ada pemerintah yang menang melawan pasar.

Enam langkah yang dilakukan pemerintah untuk penyelamatan bursa:
1.Penghapusan aturan mark to market untuk surat utang yang dimiliki perbankan.
2.Pelonggaran aturan terkait buy back oleh seluruh emiten di bursa.
3.Penambahan likuiditas melalui pencairan anggaran dari kementrian dan lembaga.
4.Pembelian saham BUMN yang terkoreksi tajam meski memiliki fundamental yang baik melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP)Depkeu.
5.Penegakan hukum oleh Bapepam dan Self Regulatory Organization terhadap para pelaku pasar yang telah melanggar aturan-aturan.
6.Bapepam memperkenankan dana pensiun mengklasifikasi obligasi dan surat berharga pemerintah ke dalam kelompok yang dimliki hingga jatuh tempo tahun buku 2008.

Enam langkah tesebut diharapkan mampu menciptakan suasana kondusif tidak hanya di pasar bursa saham, tapi juga di sistem perbankan dan sektor keuangan.

Dari 11 BUMN di bursa setidaknya ada 6 BUMN yang memiliki kemampuan, yakni PT Telkom, PT Aneka Tambang, PT Bukit Asam, PT Semen Gresik, PT Perusahaan Gas Negara, dan PT Jasa Marga. PT Telkom telah memiliki izin untuk melakukan buy back dan dia paling siap melakukannya senilai Rp3 trilliun.

Namun efektivitas buy back diragukan sejumlah kalangan, termasuk saya sebgai penulis dan pemerhati berita2 ekonomi. Pasalnya, jumlah likuiditas yang teredia relatif kecil jika dibandingkan dengan dana yang hilir mudik di pasar modal.

Kita lihat fakta yang ada di lapangan dalam kondisi normal transaksi bisa mencapai Rp3 trilliun perhari, apalagi dalam situasi gonjang ganjing seperti sekarang ini? Transaksi bisa mencapai dua kali lipatnya atau bahkan bisa 3 kali lipatnya. Bisa kita bayangkan, dana pemerintah akan langung ludes begitu saja.

Fenomena ini sepertinya hanya sebagai pemadam kebakaran sesaat, untuk jangka pendek langkah ini mungkin bagus agar para investor tidak terlalu panic, tetapi bagaimana dengan jangka panjang????

Kembali bersandar kepada kekuatan strategis BUMN mestinya menjadi langkah yang kongkret jangka panjang. Sangat penting bagi kita memiliki BUMN yang sehat dan kuat dan saham mayoritas milk pemerintah sehingga dapat diandalkan sebagai penyangga darurat yang kuat.

Jangan sampai kejadian INDOSAT terulang kembali, saat itu kita bangga dengan Indosat yang go public di bursa New York, tetapi kemudian di privatisasi oleh Singapura. Seharusnya kejadiian tersebut tidak terjadi jika dicapai keseimbangan antara kekuatan kapitalisme dan etatisme.

Semoga langkah pemerintah kali ini tidak salah dan keadaan ekonomi negara kita tidak semakin memburuk mengingat cadangan devisa Negara terus menerus tergerus.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Keren vi tulisan2nya, tetap berkarya dan sukses selalu